
Ada 4 tahun baru di kalender Indonesia : Tahun Baru Masehi, Imlek, Saka dan Hijriyah
Setelah merayakan tahun baru Masehi, orang Indonesia siap menyambut 3 tahun baru lagi di tahun 2018 ini. Tahun baru itu juga dijadikan hari libur di kalender Indonesia.
Berikut hari libur tahun baru di kalender 2018:
1 Januari 2018 : Tahun Baru 2018 Masehi
16 Februari 2018 : Tahun Baru Imlek 2569 (Anjing Tanah)
17 Maret 2018 Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka) 1940 Saka
11 September 2018 : Tahun Baru Hijriyah 1440 Hijriyah
Berikut penjelasannya mengenai tahun baru tersebut:
Tahun baru Masehi :
Tahun baru Masehi diperingati setiap 1 Januari. Kalender Masehi didasarkan pada perhitungan peredaran bumi mengelilingi matahari (revolusi bumi). 1 Januari diperingati sebagai tahun baru pertama kali oleh orang Romawi pada 1 Januari 45 SM. Kalender Masehi ini awal mulanya memang dibuat oleh orang Romawi, sehingga nama-nama bulannya ada yang dinamakan dengan dewa orang Romawi waktu itu. Nama-nama Dewa yang dipakai adalah Martius (Mars, dewa perang), Aprilus (Aprilia, dewi cinta), Maius (Maya, dewi kesuburan), Junis (Juno, istri dewa Jupiter), Januari (Janus, dewa penjaga gerbang langit), dan Februari (Februalia, dewi kesucian). Nama-nama bulan di kalender Masehi juga ditambah dengan nama Kaisar Romawi. Juli diambil dari nama Kaisar Romawi, Julius Caesar. Sedangkan bulan Agustus diambil dari nama Kaisar Augustus.
Sisanya ada bulan September, Oktober, November dan Desember yang juga berasal dari bahasa Romawi. Pada mulanya Kalender Romawi dimulai pada bulan Maret. Bulan Maret waktu itu adalah bulan ke 1. Itu sebabnya September artinya "tujuh" karena merupakan bulan ketujuh pada waktu itu, Oktober berasal dari Okto yang artinya 8, Novem yang berarti "sembilan", dan decem yang berarti "sepuluh". Pada tahun 45 SM, Julius Caesar merubah kalendar Romawi dan menempatkan bulan Januari dan Februari menjadi sebelum bulan Maret sehingga bulan Maret yang tadinya bulan pertama menjadi bulan ketiga. Bulan September kini menjadi bulan ke-9, Oktober menjadi bulan ke-10, November menjadi bulan ke 11 dan Desember menjadi bulan ke 12.
Awal tahun kalender Romawi waktu itu berubah. Tahun 708 AUC ditetapkan oleh Julius Caesar menjadi tahun 1 Julian. Permulaan tahun ini kemudian diubah oleh pemeluk agama Kristen. Mereka berusaha menetapkan tahun kelahiran Yesus atau Isa sebagai tahun permulaan (tahun 1). Berdasarkan perkiraan Dionisius bahwa Isa al-Masih lahir pada tahun 47 Julian, maka tahun 47 Julian ditetapkan sebagai tahun 1 Anno Domini (AD ).
Perhitungan tanggal dan bulan pada Kalender Julian disempurnakan pada tahun 1582 menjadi kalender Gregorian.
Kalender Romawi sekarang dikenal menjadi kalender Masehi. Kalender ini dinamakan menurut Yesus atau Masihiyah. Tahun sebelum Masehi disebut sebagai Before Christ / BC (Sebelum Kristus). Kalender Masehi pada bahasa Latin disebut Anno Domini / AD (Tahun Tuhan kita).
Jumlah hari pada 1 tahun Kalender Masehi ini terdiri dari 365,25 hari (365 hari 6 jam). Agar mudah menghitungnya dibuatlah tahun kabisat. Tahun kabisat adalah tahun yang habis dibagi 4, terkecuali untuk tahun abad baru (kelipatan 100) harus habis dibagi 400. Tahun biasa terdiri dari 365 hari dan setiap 4 tahun sekali diberi 1 hari ekstra yaitu 29 Februari. Sehingga tahun kabisat berjumlah 366 hari.
1 tahun Masehi terdiri dari 12 bulan.
Urutan dan nama-nama bulan Kalender Masehi :
1. Bulan Januari (31 hari), 2. Bulan Februari (28 / 29 hari), 3. Bulan Maret (31 hari), 4. Bulan April (30 hari), 5. Bulan Mei (31 hari), 6. Bulan Juni (30 hari), 7. Bulan Juli (31 hari), 8. Bulan Agustus (31 hari), 9. Bulan September (30 hari), 10. Bulan Oktober (31 hari), 11. Bulan November (30 hari), 12. Bulan Desember (31 hari)
Tahun Baru Imlek
Tahun baru Imlek dirayakan setiap tanggal 1 bulan 1 (Cia Gwee/Zheng Yue). Tahun Imlek dihitung memadukan sistem lunar (Bulan) dan solar (Matahari) sehingga disebut lunisolar. Hari raya Imlek ini aslinya disebut Imyanglek alias tahun Bulan dan Matahari. Tahun baru imlek ini selalu jatuh di antara bulan Januari dan Februari pada kelander Masehi. Kalender Imlek ini digunakan oleh masyarakat Tionghoa.
Penyebutan tahun dalam kalender Tionghoa ada beberapa versi. Namun, yang digunakan di Indonesia berdasarkan tahun kelahiran Nabi Kongzi (Hokian: Khongcu) pada 551 sebelum Masehi. Nabi Khongcu merupakan nabi dalam agama Khonghucu.
Sejarah IMLEK bermula Sebelum Dinasti Qin, tanggal perayaan permulaan sesuatu tahun masih belum jelas. Ada kemungkinan bahwa awal tahun bermula pada bulan 1 semasa Dinasti Xia, bulan 12 semasa Dinasti Shang, dan bulan 11 semasa Dinasti Zhou di China. Bulan kabisat yang dipakai untuk memastikan kalendar Tionghoa sejalan dengan edaran mengelilingi matahari, selalu ditambah setelah bulan 12 sejak Dinasti Shang (menurut catatan tulang ramalan) dan Zhou (menurut Sima Qian). Kaisar pertama China Qin Shi Huang menukar dan menetapkan bahwa tahun tionghoa berawal di bulan 10 pada 221 SM. Pada 104 SM, Kaisar Wu yang memerintah sewaktu Dinasti Han menetapkan bulan 1 sebagai awal tahun sampai sekarang.
1 tahun Imlek tersebut mempunyai 12 bulan atau 13 bulan pada tahun kabisat. Penamaan nama bulan menggunakan urutan angka: bulan ke-1, ke-2, ke-3, dan seterusnya.
Urutan dan nama-nama bulan Kalender Imlek:
Bulan ke-1 - Cia Gwee, Bulan ke-2 - Ji Gwee, Bulan ke-3 - Sa Gwee, Bulan ke-4 - Si Gwee, Bulan ke-5 - Go Gwee, Bulan ke-6 - Lak Gwee, Bulan ke-7 - Jit Gwee, Bulan ke-8 - Pik Gwee, Bulan ke-9 - Kauw Gwee, Bulan ke-10 - Cap Gwee, Bulan ke-11 - Cap It Gwee, Bulan ke-12 - Cap ji Gwee
Bulan ke-13 - lun gwee
Satu tahun-lunar terdiri dari 12 siklus sinodik bulan, lamanya kurang-lebih 354 hari. Sedangkan siklus 1 tahun-matahari kira-kira 365 hari. Jadi 12 kali siklus bulan lebih singkat 11 hari dari 1 tahun matahari. Tahun baru China dikaitkan dengan awal musim semi. Agar Jatuhnya tahun baru tepat pada musim yang diharapkan, kadang-kadang satu tahun terdiri dari 13 bulan. Bulan tambahan ini disebut bulan kabisat atau lun gwee. Penambahan bulan lun gwee itu perlu dilaksanakan 2,7 tahun sekali. Secara praktis dilaksanakan 2 tahun atau 3 tahun sekali.
Kalender Imlek juga mengenal dengan yang namanya Shio. Shio adalah zodiak Tionghoa yang memakai simbol hewan untuk melambangkan tahun, bulan dan waktu dalam astrolog. Jumlahnya Shio ada 12 yaitu: 1. Tikus, 2. Kerbau, 3. Macan, 4. Kelinci, 5. Naga, 6. Ular, 7.Kuda, 8. Kambing, 9. Monyet,10. Ayam,11. Anjing dan 12. Babi.
Tahun Baru Saka :
Tahun baru Saka diperingati pada 1 bulan ke-10 (Penanggal apisan, sasih kedasa/Wesakhamasa). Kalender Saka adalah sebuah kalender yang berasal dari India. Kalender ini merupakan sebuah penanggalan syamsiah-kamariah (candra-surya) atau kalender luni-solar. Di Indonesia, pergantian tahun Saka diperingati dengan melaksanakan Nyepi bagi umat Hindu.
Penanggalan/kalender Saka dimulai sejak tahun 78 Masehi di India. Pada tahun 79 Masehi, Raja Kaniska I dari dinasti Kushana dan suku bangsa Yuehchi mengangkat sistem kalender Saka menjadi kalender kerajaan.
Tahun baru bagi Kalender Saka Bali, diperingati sebagai hari raya Nyepi, bukan jatuh pada sasih pertama (Kasa), tetapi pada sasih kesepuluh (Kadasa). Pergantian tahun Saka terjadi pada bulan ke Sanga (bulan ke sembilan).
Jumlah bulan dalam sistem kalender Hindu adalah 12 bulan, sama dengan jumlah bulan dalam tahun Masehi. Penetapan Tahun Baru Saka di lakukan pada Sasih Kasanga ( 9 ). Dasar dari penetapan ini, adalah karena dalam sistem perhitungan Hindu, angka 9 adalah angka tertinggi, sedang nilai (angka) berikutnya merupakan pengulangan dari angka-angka sebelumnya ( 0 - 9 ).
Satu bulan atau Sasih, disepakati ada 30 hari yang terdiri dari 15 hari menjelang purnama (disebut Penanggal atau Suklapaksa) dan 15 hari menjelang bulan baru/tilem (disebut Panglong atau Kresnakapsa).
Urutan nama bulan tahun Saka:
1 . Kasa (30 hari), 2. Karo (29 hari) , 3. Katiga (30 hari), 4. Kapat (29 hari), 5. Kalima (30 hari), 6. Kanem (29 hari), 7. Kapitu (30 hari), 8. Kawolu (29 hari), 9. Kasanga (30 hari), 10. Kadasa (29 hari), 11. Jiyestha (30 hari), 12. Sadha (29/30)
Tahun Baru Hijriyah :
Tahun Baru Hijriyah dirayakan setiap tanggal 1 Muharram Hijriyah. Penanggalan Islam (Hijriyah) didasarkan pada peredaran bulan (lunar), bukan peredaran matahari (solar) sebagaimana sistem penanggalan Masehi. Karenanya, awal hari dalam Islam adalah waktu Magrib atau saat matahari tenggelam.
Penetapan awal tahun Hijriyah dilakukan Khalifah Umar. Penetapan awal Tahun Hijriyah berdasarkan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya dari Mekkah ke Madinah tepat pada 16 Juli 622 M.
Istimewanya Untuk kalender Hijriyah ini kita bisa mengetahui tanggal berapa di kalender Hijriyah ini hanya dengan melihat penampakan bulan. Bulan menjadi patokan tanggal berapa di kalender hijriyah. Awal bulan ditandai dengan bulan berbentuk hilal bulan mula-mula berbentuk sabit (hilal atau crescent), kemudian pada sekitar hari ke-7 tampak berbentuk setengah lingkaran (tarbi awwal atau first quarter). Setelah itu, rupa bulan dari hari ke hari nampak semakin membesar lalu pada hari ke-14 atau ke-15 nampak dalam bentuk lingkaran penuh yang disebut bulan purnama (badr atau full moon).. Saat ini disebut juga bulan Purnama yang berarti tanggal 15. Beranjak malam berikutnya, bulatan itu berkurang dan sinarnyapun berkurang. Setelah itu bulan menjadi semakin mengecil lalu pada hari ke-21 atau ke-22 nampak berbentuk setengah lingkaran kembali (tarbi tsani atau last quarter). Kemudian dari hari ke hari semakin mengecil dan akhirnya pada hari ke-29 rupa bulan tidak nampak lagi
1 tahun hijriah bisa 354 atau 355 hari. Itulah sebabnya kalender Islam lebih pendek sekitar sebelas hari dibandingkan dengan kalender masehi.
Urutan nama bulan di tahun hijriyah dan jumlah hari di tiap bulan tahun hijriyah:
1. Muharram (30 hari), 2. Safar (29 hari), 3. Rabiul awal (30 hari), 4. Rabiul akhir (29 hari), 5. Jumadil awal (30 hari), 6. Jumadil akhir (29 hari), 7. Rajab (30 hari), 8. Sya'ban (29 hari), 9. Ramadhan (30 hari), 10. Syawal (29 hari), 11. Dzulkaidah (30 hari), 12. Dzulhijjah (29/30 hari)
Firman Allah SWT dalam Surat Yunus Ayat 5 :
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.
Baca juga:
Wikipedia
http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/02/bagaimana-kalender-tionghoa-padukan-penanggalan-bulan-dan-matahari
http://www.tionghoa.info/perhitungan-bulan-lun-lun-gwee-pada-kalender-imlek/
https://ryanbunny.wordpress.com/2012/01/11/riwayat-singkat-tahun-baru-imlek/
http://petabandung.net/kiblat/kalender_bulan4.php
https://www.kompasiana.com/mertamupu.co.id/mengapa-tahun-baru-saka-dirayakan-pada-bulan-ke-10_552a14f3f17e61c756d623d1
http://hindu-lover.blogspot.co.id/2013/01/nama-nama-hari-dan-bulan-dalam-sistem.html
http://www.risalahislam.com/2017/09/peringatan-tahun-baru-islam-1-muharram-hijriyah.html
http://www.republika.co.id/berita/kolom/fokus/14/10/25/ndzyql-mengenal-kalendar-hijriyah
https://duniacemoro.wordpress.com/2012/07/30/penetapan-bulan-qomariyyah/